okt dog budibadabadu: 01/01/2005 - 02/01/2005

Tuesday, January 25, 2005

::: selasa ini, di paris, di texas, dsb.


Walt: "I thought you were afraid of heights."
Travis: "I'm not afraid of heights. I'm afraid of fallin'."
(Paris, Texas. Wim Wenders, 1984)


Selasa tadi rasa-rasanya biasa saja, tidak istimewa. Rutinitas standar. Nu-Corner dan sebagainya. Bedanya, ada pertempuran berbau-bau akademik—ini butuh konsentrasi penuh—dan tentu saja saya harus menang. Tidak boleh gagal, sebab satu kali saja sudah terlalu banyak! Sempat mampir bentar di Old-Lib tempat lama, dan astaga ketemu Mr.Want-to-Be-Famous! Dia kelihatan 10 tahun lebih tua dari 5 tahun yang lalu. Langsung saya kirim SMS ke Old Buddy—sebab siapa lagi? Tuan Polan sedang sibuk dengan kahirupan. Hah, Ol’ Buddy, Tuan Polan.. Tamankita. Masa-masa itu! Semacam kurun waktu “gula jawa”. Sepenggal masa yang coklat, gelap, manis, dan.. eneg. Mengingatnya selalu diikuti perasaan campur aduk; sering berarti tertawa terbahak-bahak dan kemudian geraham terkatup dan mata berkaca-kaca; sering berarti sore yang hangat, malam yang dingin, dan pagi yang menyebalkan; sering berarti: sudahlah. Mungkin butuh beberapa tahun lagi, untuk bisa berdamai sepenuhnya. Ternyata. Dan bahwa tadi pagi secara kebetulan mendengar “(Remember the Days of) the Old School Yard”-nya Cat Stevens di radio—astaga, the old school yard, alangkah tepat!—benar-benar hanya membuat Selasa ini makin biasa saja. [Saya tidak mau berlebihan memaknainya. Tidak sekarang.]

Sempet chatting sebentar dengan Si Abang ini—dia sedang menjadi Manusia Laba-laba, sambil membaca chicklit di buritan kapal penuh tentara [waduh spoiler]. Ngobrol dikit tentang asyiknya idiom basa Jawa dalam medium tulisan. Sempet ke Nu-Lib [ini perpus garing-garing bergembira], internet gratis yang lambatnya melebihi keong-tua-jalan-santai-di-Minggu-pagi, lalu balikin buku dan kena denda sehari—ayo berusaha lebih tertib lagi, sebab hidup butuh self-juklak yang harus dipatuhi. Never cracked under pressure ya Bung!

Beli rujak mangga ama Lil’ JC, kali ini “the grass is NOT greener on the other side”. Finally! Tapi sepertinya jambunya tadi bikin dia sakit perut. Waduh. Hobi baru dan stamina memang tidak selalu rukun. Cepet sembuh ya! Dan Selasa ini juga berarti 2 minggu tidak WG. Well, maafkan saya. I have my own battle. Saya belum sejago orang-orang itu membagi konsentrasi. Besok hari terakhir. Jadi, Kamis ini, tentu saja saya akan datang lagi.

Nemu kaset bekas di tukang loak, OST. Paris, Texas-nya Wim Wenders(!) tahun 1984. Lha gemblung tenan [dan menyesal seumur-umur] jika tidak dibeli. Murahnya keterlaluan, kayaknya Si Mas Penjual-nya nggak ngerti itu kaset apa. Padahal film-nya bagus buanget [an unusual road movie, dulu waktu menontonnya sendirian di sebuah arthouse Jerman, saya menangis diam-diam]. Dan ini soundtrack kurang ajar betul: ada sepi menyayat, slide-guitar yang mengiris, dan tengkuk yang dingin—ah, adakah yang lebih sunyi ketimbang lupa-ingatan? Saya merinding, Bung. Angkat topi buat Ry Cooder, yang berhasil mencipta iringan musik yang, menurut kuping saya, teramat-sangat-tepat untuk suasana filmnya. Makin merinding ketika tahu track #1 side B-nya adalah rekaman “monolog” si Travis dari balik kaca tempat prostitusi itu, “I knew these people...” Edun! Definitely one of the best monologue scenes in movie history!

Kaset bekas tadi memang tidak menarik dari tampilan fisik [bungkusnya usang, desain cover-nya biasa aja, si Mbak ini pasti males me-review-nya], tapi “sensasi menemukan”-nya berhasil mengalahkan kaset lawas Jethro-Tull-si-grothal-grathul yang juga masuk ke kantong belanja saya. Benar bahwa “Life is a long song,” kata si seruling sakti Ian Anderson, tapi “Dark Was The Night”-nya Ry Cooder benar-benar telah membuat “A Salty Dog”-nya Procol Harum tidak lagi nyaman duduk berlama-lama sebagai “Single(s) of the Day” di KupingMu-Sick Timbuktu.

Pokoknya, bagi saya, ini benar-benar “penemuan” luar biasa. Jadi, ini jenis Selasa-biasa atau Selasa-tak-biasa? Ah, tidak jadi soal. Sebab, mau “biasa” atau “tidak biasa”, meminjam kata-kata Bung Chairil Anwar, toh “keduanya patut dicatat, keduanya dapat tempat.”

Mendengar itu, Badu tak mau kalah. Mengepalkan tinju ke udara, dia mengutip keras-keras sebaris puisi dari Ho Chi Minh: “bendera besar bendera kecil, keduanya punya andil...” Lalu dia pergi ke ruang tamu, duduk di depan piano, memainkan sepenggal nomor yang dihapalnya sejak kecil, “A Theme from the Exorcist”.



Saturday, January 22, 2005

::: viddy well, little brother. viddy well.


"We were raised on television to believe that we'd all be millionares, movie gods, rock stars, but we WON’T."
[Tyler Durden, in Fight Club. David Fincher. 1999]

The night was still young.

Tired of being sick, Badu went upstairs to watch TV. He snapped the remote control, and watched Bride of Frankenstein. Great classic, but hmm.. “Do you think what I’m thinking, Bud?” I nodded. Yup, better skip that.

Snap.

A rerun of Mr. B., about gangsters in Mali.

Snap.

A talkshow about drugs and staying alive. Well, keep talking, dude!

Snap.

An absurd sitcom about a beautiful biologist teaching her duck to read the Nonno magazine. Fashion, not function.

Snap.

Raging Bull, but a boring part. You're not Roger Ebert.

Snap.


A quiz show promising that if you can answer a certain kind of questions, your future as a rich man (and womanizer) is assured. Haha.

Snap.

An advertisement, a bad bad one. The overrated copywriter. Sucks.

Snap.

A grinning fool with a wig, showing us an always bad ending. A writer’s block? Could be.

Snap. Snap. Snap.

Now the TV is off.

Well, that’s the problem with Timbuktu life. You have the best TV Grundig makes, with the remote fahkkin control. But there’s nothing to watch. N-O-T-H-I-N-G.

: Blogwalking would be great. Yeah.



Thursday, January 20, 2005

...





"My journal, is just blank..."



(Jim Carrey, as Joel Barrish, in Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Michel Gondry, 2004)


Tuesday, January 18, 2005

::: kumpul ora kumpul sing penting friendster


"The breath of life.
Ask me what is the most important thing in the world
And I will reply
It is people, it is people, it is people.
The breath of life.."
(Old Maori proverb)

Saya sering dibilang kuno karena tidak ikutan friendster. Lha abis gimana ya, saya belum tertarik je.. Nah, entah dari siapa/dari mana, saya lupa (maklum agak pikun padahal belum terlalu tua), iseng-iseng saya mengisi beberapa pertanyaan di bawah ini. Tentu saja sambil digangguin Badu, yang berusaha curi-curi liat, berusaha menghapus jawaban saya dan menggantinya dengan versi dia. Hohoho, untung saya waspada. Lho, lho, kok dia malah ketawa? Jangan-jangan...


1. if you were named 'truth', what would you BE like?
>> Rashomonesque truth, pasti seru.

2. describe 'a beach' from your MIND?
>> Kata makian, "sun of a beach!!!"

3. destination were France, but you arrived in Palestine... WHAT would you do?
>> Ctrl+Z

4. one item 'to DIE for' would be?
>> Tiket ke surga.

5. give your home a NAME, and it would be?
>> Xanadu!

6. today you're performing in front of 10,000 people... what would you PERFORM?
>> SULAP "menghilangkan diri", tapi nggak balik-balik lagi, pasti mereka kesaaal.. hehehe.

7. who would your DREAM 'skinny dip' partner be?
>> Tyler Durden, tentu saja. :p

8. a mountain of cool DIFFERENT shirts in front of you, describe one shirt you took?
>> Hiker costume, to hike the mountain.

9. create ONE new indonesian WORD, and it would be? and what would it mean?
>> 'tukgling'. Artinya kurang lebih mirip "wakwaoo.." Kata jenius yang ditemukan oleh seorang teman baik saya, yang ternyata lebih untuk menggambarkan dirinya sendiri. :p

10. WHAT would you be thinking of, if you heard the word 'stay'?
>> 'kenapa harus?'

11. if you saw a purple sky, how would you FEEL?
>> Kemarin warnanya orange lho, trus kemarin lusa merah jambu. Saya jadi curiga Tuhan lagi suka ngulik Photoshop.

12. if you ever saw a mermaid, what would you SAY to it?
>> Gak penting banget seeeh.. NEXT question please!

13. do you 'TEST' people?
>> *rahasia*

14. what is your OPINION on secret admirer?
>> Gabung aja di fans club saya, gratis kok.

15. explore OR exploit?
>> Absolutely BOTH!

16. if you were a year, what YEAR would you be?
>> Mmm.. 65,5 juta tahun yang lalu itu tahun berapa ya? Pokoknya pas dinosaurus punah dihajar "sesuatu". Pasti seru..

17. HOW do you get over a broken heart?
>> Nonton film Citizen Kane (Orson Welles, 1941) berulang-ulang, sampai hapal sendiri setiap dialognya.

18. if you were a DRUG, what would you cure?
>> Alzheimer!

19. what is your plan for your NEXT birthday?
>> Memberi hadiah kejutan untuk diri sendiri.. dan saya harus berhasil terkejut!

20. what is HEAVEN to you?
>> Seperti ini: "... a small resort north of Far-from-Hell where Bada’s ‘parents’ live in a condominium near a lake. There are forests and gray skies, arthouses with great movies and rare stuff, good library, and a place called Korova Milkbar with waiters with little leather bow ties."

21. what would be the best DRIVE-IN date movie?
>> Psycho-nya Hitchcock, tapi nontonnya harus bener-bener pas tahun 1960, sebab konon ngantri drive-in movie nya sampe 3 mil panjangnya! Haha, only boring people get bored!


22. you were a math and science expert, what would you SOLVE?
>> Menjadikan Transmogrifier-nya Calvin benar-benar nyata adanya, lalu memproduksinya secara massal dengan harga terjangkau oleh anak-anak.

23. when is enough is ENOUGH?
>> When ENOUGH is enough.

24. how would you want your WORLD to be like?
>> Like SURGA.

25. if you were a WITCH, what would your speciality be?
>> Turn this world into SURGA.

26. how do you SEE humans from a dog's point of view?
>> Manusia? Hahaha! Bisa-bisanya mereka bikin film ini untuk bilang "Dog is God spelled backwards." Dasar!!

27. describe a ROOM where you were kidnapped and being kept as a hostage?
>> Mirip salah satu adegan di film A Clockwork Orange (Stanley Kubrick, 1971): saya disekap dan diikat, mata saya diganjal supaya tidak bisa merem... cuma bedanya: film yang terus menerus diputar di depan mata saya adalah film-film Rhoma Irama. Arggghhh!!!

28. if you were a WORD, which word would you be?
>> 'word'

29. write one INSPIRING sentence, and it would be?
>> "...nasib adalah kesunyian masing-masing..." [Bung Chairil Anwar, tentu saja!]


Monday, January 17, 2005

::: timbuktu redux, ch.1


"Who are you trying to entertain? The audience, or yourself?"
(George Shapiro to Andy Kaufman, in Man on the Moon. Milos Forman, 1999)

Atas nama ketidakpedulian, atau ketidakpekaan—dalam bahasa graffiti di tembok-tembok dekade ’80-an: “cuex is the best”—atau apalah istilahnya, maka Badu bersikeras untuk tidak menulis apapun di warta Timbuktu. Ini menjengkelkan. Saya protes dan orang-orang berdemo, tapi Badu adalah si tengik berkepala batu. Dia khusuk bersemedi di gua hantu, membaca kitab berdebu dan berlatih kungfu (yak betul, di bawah air terjun tentunya, seperti di film-film itu), mencari ketenangan batin dan menyingkir dari hiruk pikuk duniawi (alangkah sok iye-nya ini, Bung!), dan sebagainya dan sebagainya, tapi lihaaat, rohnya tetap saja gentayangan di tempat-tempat orang (teknologi menyebutnya weblog: betapa klop, situ eksibisionis, sini voyeur!), meninggalkan jejak nggak penting dan komen nggak mutu, cengiran berlebihan sok seram dan ucapan selamat-pagi-siang-sore-Selasa-Kamis-weekend yang... perlu, gitu?


“Tapi orang memang senang disapa, Cu...” kata Nenek di desa sambil mengunyah burger dan nonton MTV. Baiklah. Saya juga senang kok. Berarti memang perlu. Ayo, ayo! Ambil gitar kopongmu, mari berdendang "Tender", falsetto ala Albarn: “Lord, I need to find, someone who can heal my mind…”