okt dog budibadabadu: ::: senja itu, kepercayaan telah dihapuskan...

Monday, March 14, 2005

::: senja itu, kepercayaan telah dihapuskan...


"I can't remember to forget you."
—Leonard Shelby, in Memento (Christopher Nolan, USA, 2000)

senja itu akan selalu saya ingat, dengan hati yang perih. ini bukan sepotong senja yang indah pada kartu pos bergambar bunga; ini adalah senja muram dalam kilatan belati yang menancap di dada kiri. darah rembes. nafas tertahan yang menyakitkan, dan keringat dingin yang membeku. juga senyum yang sekejap lenyap. tapi bukan jantung yang terkoyak—dia baik-baik saja, meski degupnya kini puluhan kali lebih cepat. yang robek, terluka, dan tampaknya akan susah sekali sembuh, adalah: kepercayaan. jantung sudah ada di badan kita, melekat tanpa diminta. sementara kepercayaan, tidak. dia bukan sejenis hadiah dari langit yang taken for granted. kepercayaan dipupuk pelan-pelan, dalam kurun waktu tahunan, dalam kesunyian yang mencekik, dan keriuhan yang seringkali tak beralasan. kepercayaan mensyaratkan kesabaran, ambang batas gila yang susah payah ditekan, juga berdarah-darah dalam arti harfiah. dan sebaris doa, tentunya—tapi kepada siapa, dan untuk siapa? dan, apakah didengarkan? dan, apakah dikabulkan? to trust is to suffer, it is like loving someone in the dark—who never answers. ketika bimbang melanda; resah datang mengetuk pintu, pembuluh hidung yang pecah dan batok kepala yang dihajar, gelap selalu meminta porsi lebih; maka saya bertanya-tanya dalam kesendirian yang pekat: ada apa ini? apa yang bakal terjadi? firasat buruk apa lagi? kenapa bayang-bayang itu muncul kembali, dalam intensitas ketegangan yang meninggi, dengan titik-titik surprise yang makin tersebar? batin berperang, tapi atas kibaran bendera apa? saya memilih tak peduli pun tidak salah, sebab apa pun yang saya lakukan toh selalu dihargai sebagai "mengekang". padahal, setidaknya itu bisa diartikan "menjaga"; sebab apa artinya "kebebasan" jika akhirnya "kebablasan"? hidup adalah persoalan konsekuensi. jadi, silakan. tapi jika mimpi-mimpi buruk itu harus menjadi kenyataan; please, Bung Yang Di Atas Sana: jangan yang satu itu. jangan. sudah terlalu banyak contoh pahit yang sempurna, dan bahwa ternyata masih ada (!) yang tidak belajar darinya merupakan kenyataan yang sangat menyedihkan. atau sekalian pembelajaran dosis tinggi dalam sekali resep? boleh boleh, jika mau membayar mahal [yakni sebesar Rp. YourEntireLife,- sajah!] di apotek sebelah. jika segala doa saya atas kebimbangan itu selama ini [perihal APAKAH-IYA-atau-APAKAH-BUKAN-dan-tolong-tunjukkan-segera] ternyata didengarkan dan dikabulkan, saya tak pernah menyangka akan secepat itu Yang-Maha-Sangat menjawabnya. dan BUKAN dengan cara ini. bukan. it hurts. it hurts too much. betapa cepatnya orang berubah. betapa lekasnya mimpi terkubur. betapa terburu-burunya harapan itu pamit pergi, dan takkan pernah kembali. jika saja Lacuna, Inc. benar-benar ada, saya akan ambil nomor pertama di pagi buta. saya akan menukarnya dengan apa saja, untuk bisa melupa. aku melupa, maka aku ada? bleh! tapi batas itu memang tak pernah ada, kecuali kita sendiri menciptanya. dalam larut malam yang sepi, kesadaran penuh yang sunyi, lampu kamar yang temaram, dan lamat-lamat bisikan illahi. adakah kau mendengarnya? pernahkah kau bertanya pada diri sendiri, dan berani menjawabnya? pepatah usang trust-no-one kembali saya jejalkan di kepala sendiri. jika ternyata saya tidak kuasa lagi menatapnya di kemudian hari, posting ini bisa dengan amat-sangat-gampang-dan-cepat-sekali saya hapus dari sini. tapi kenangan pahit atas kepercayaan yang terluka, tidak semudah itu bisa dilenyapkan. saya telah kehilangan kata-kata untuk kembali berdoa.


* * *