::: dr. strangebore (atawa bosan, bosan, bosan...)
... ... ...
41. Be8+ Rd5 42. Bxe2 Bxe2 43. Bg7 Be5 44. Bb7 c4 45. Bxb6 Be2 46. f4 Be3+ 47. Rf2 gxf4 48. Bb8 Bb3 49. b6 Re4 50. Be8+ Rd3 51. Be2 d5 52. Rf3 d4 53. g5 c3 54. bxc3 dxc3 55. Bg2 Bb2 56. b7 Bxb7 57. Rxf4 Bb2 58. Bg1 c2 59. Bc1 Bb1 60. Bxc2 Rxc2 61. g6 Rd3 62. Rf5 Bb5+ 63. Rf6 Bb6+ 64. Rf7 Bxg6 65. Rxg6 1/2-1/2
[cuplikan partai ke-13, Peter Leko (putih/Elo 2.741) vs. Vladimir Kramnik (hitam/Elo 2.764), di Brissago, Switzerland, 16 Oktober 2004, yang berakhir remis.]
Bosan adalah penyakit klise, yang sialnya, sering sekali kambuh. Setiap kali dia datang, saya lari ke Timbuktu, lalu main catur dengan Donal. Padahal, catur pun tak kalah membosankan, kecuali jika kau bercatur melawan Maut (*). Kemudian datanglah H.J. Byron dengan kata-kata andalannya: “Hey, life’s too short for chess...” (**) Waduh. Saya dan Donal langsung setel telinga budeg. Tapi Byron—yang mungkin juga lagi jeprut ama pentas dramanya—tidak peduli dan terus saja nyerocos, “Wooy, it’s just foolish expedient for making idle people believe they are doing something very clever, when they are only wasting their time!” (***) Saya pikir jika si jenius Kasparov dan/atau mas Utut Adianto kita dan/atau dik Leko dari Hongaria dan/atau bahkan seluruh bapak-bapak di Pos Ronda di seluruh dunia mendengar ini, mereka akan serempak mengejar Byron dan menggebukinya. [“Tapi Byron kan sudah lama mati, Bud!” ujar Badu pamaeh. Sialan.]
Bosan adalah penyakit klise, tapi yang namanya kehidupan ini memang klise—begitu kira-kira pendapat seorang teman menasehati saya. Baiiiik. Kata nenek di kampung juga, “Inget Cu, only boring people get bored.” Nenek Bebek memang amat sangat perhatian: di sela-sela kesibukannya merajut, beliau selalu menyempatkan untuk mengirim kartu pos ke Timbuktu, sambil berharap saya tetap semangat untuk belajar menulis.
Saya jadi berpikir, jangan-jangan saya ini tidak hanya "bosan", tapi juga "membosankan". Meminjam kata-kata dari seorang kawan, saya mau bilang ini ke sidang pembaca yang terhormat: "Teman-teman semua, yang kenal saya maupun yang “kenal” saya… please tabahlah. Saya ini memang monoton."
Selamat berakhir pekan, semoga weekend Anda tidak membosankan... :)
* * *
Posting nggak mutu ini semula hendak berjudul “dr. strangebore, or how badu learns to stop escaping and love the blog”. Tapi saya pikir repetisi adalah sebentuk cacat kreativitas.
(*) Di film Seventh Seal (Det Sjunde inseglet) [Ingmar Bergman, Sweden, 1957], seorang ksatria bermain catur melawan Maut. The knight is challenged by Death ("I have been at your side for a long time..."). He offers Death a bargain: they will play chess for the knight's soul. The game continues during the entire film. Sebuah film yang sangat menarik tentang misteri kehidupan dan eksistensi Tuhan.
(**) Saya ambil dari "Our Boys" (1875) act I, a play by H.J. Byron, a British dramatist (1834-1884).
(***) Sebenarnya ini dari dramawan Irlandia George Bernard Shaw, saya cuplik dari "The Irrational Knot" (1880). Dengan semena-mena saya modifikasi seolah-olah itu kata-kata Byron. Maaf untuk Mbah Shaw yang terhormat. Peace atuh Mbah! [Harusnya Anda yang digebuki para GM itu.]